Gambar Lambang Asean Beserta Maknanya
Sejarah Lambang Pramuka
Sosok di balik lambang pramuka adalah Soenardjo Admodipuro. Dia adalah penemu lambang tunas kelapa pada pramuka. Soenardjo Admodipuro adalah salah seorang petinggi di Departemen Pertanian sekaligus tokoh pramuka Indonesia pada tahun 1961.
Lambang ini digunakan pertama kalinya pada 14 Agustus 1961. Saat itu, Presiden Soekarno melantik anggota Mapinas, Kwarnas, dan Kwarnari di Istana Presiden.
Presiden Soekarno juga menganugerahi tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia kepada Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 tahun 1961. Hal ini diserahkannya kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Sejak saat itulah, setiap 14 Agustus diperingati sebagai Hari Pramuka dan tunas kelapa ditetapkan sebagai lambang dari Gerakan Pramuka Indonesia. Melalui Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972, lambang tunas kelapa pun ditetapkan secara resmi sebagai lambang Gerakan Pramuka Indonesia.
Surat Keputusan tentang lambang Pramuka ini ditetapkan oleh Hamengku Buwono IX pada tahun 1972. Saat itu, Hamengkubuwono IX bertindak selaku Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Sejarah Pramuka Dunia
Sebelum Pramuka Indonesia berdiri, Gerakan Pramuka pertama kali muncul pada tahun 1907. Hal ini diprakarsai oleh Robert Baden Powell atau akrab disapa Baden Powell. Kisah ini dimulai saat Baden Powell menjabat sebagai Letnan Jenderal Tentara Inggris.
Baden Powell kala itu mengadakan perkemahan Pramuka di Brownsea, Inggris. Pengalaman berkemahnya ini dia tulis menjadi sebuah buku yang berjudul Scouting For Boys. Buku ini pun tersebar ke seluruh penjuru Inggris dan beberapa negara lain.
Setelah itu, kemudian terbentuklah organisasi Pramuka pertama. Awalnya organisasi ini hanya diikuti oleh anak laki-laki. Namun pada tahun 1912, Baden Powell dibantu adiknya, Agnes Powell, mendirikan organisasi Pramuka untuk perempuan yang diberi nama ‘Girl Guides’. Organisasi ini pun dilanjutkan oleh istri Baden Powell.
Baden Powell semakin mengembangkan organisasinya ini. Pada tahun 1961, dia membentuk organisasi Pramuka untuk usia anak-anak (Siaga) yang bernama CUB atau anak serigala. Organisasi ini juga dilengkapi dengan buku panduan berjudul The Jungle Book.
Setelah membentuk Pramuka untuk usia anak-anak, Baden Powell pun mendirikan organisasi pramuka untuk remaja. Tahun 1918, terbentuk ‘Rover Scout’, sebuah organisasi kepramukaan untuk remaja yang berusia 17 tahun.
Dua tahun berselang, tepatnya pada 30 Juli hingga 8 Agustus 1920, Baden Powell mengadakan Jambore Dunia untuk pertama kalinya. Jambore ini adalah suatu kegiatan pertemuan besar untuk para anggota Pramuka di seluruh dunia.
Jambore pertama ini dilaksanakan di Olympia Hall, London, dengan peserta yang berjumlah kurang lebih 8 ribu orang anggota. Peserta yang ikut kegiatan ini berasal dari 34 negara di seluruh dunia.
Dalam acara tersebut, Baden Powell pun akhirnya dinobatkan sebagai Chief Scount of The World atau Bapak Pandu Sedunia. Pada tahun itu pula dibentuk Dewan Internasional Oragnisasi Pramuka yang beranggotakan 9 orang.
Kini, Biro Kepramukaan putra sedunia memiliki kantor kesekretariatan di 5 negara, yakni Costa Rica, Filipina, Mesir, Swiss dan Nigeria. Sedangkan, Biro Kepramukaan putri sedunia bermarkas di Eropa, Asia Pasifik, Afrika, Arab, dan Amerika Latin.
Lambang Pramuka Indonesia adalah sebuah tunas kelapa yang berbentuk bayangan atau siluet. Lambang ini pertama kali ditemukan oleh Soenardjo Admodipuro, seorang pembina pramuka, tokoh pramuka Indonesia, dan petinggi di Departemen Pertanian Indonesia pada tahun 1961.
Lambang pramuka ini kemudian disahkan menjadi lambang Gerakan Pramuka Indonesia pada tahun 1972 melalui SK Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Tunas kelapa ini dipilih sebagai lambang Gerakan Pramuka Indonesia karena memiliki makna yang mendalam.
Terdapat setidaknya enam makna kiasan dalam lambang pramuka yang perlu #SahabatTanpaBatas ketahui. Grameds bisa membaca buku-buku mengenai pramuka yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas Gramedia selalu memberikan produk terbaik untuk Grameds.
Pengunjung hari ini : 7888 Pengunjung Bulan ini : 243882 Total Pengunjung : 3359815
Kalau Moms sedang mengajarkan negara-negara tetangga Indonesia yang tergabung dalam organisasi ASEAN, Moms bisa mengajarkan bendera negara di ASEAN pada Si Kecil.
Selain mengajarkan nama negara, bahasa, lokasi, dan mata uang, fakta unik bendera negara di ASEAN juga menarik untuk dibagikan lho, Moms.
Association of Southeast Asian Nation (ASEAN) atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara beranggotakan 10 negara, termasuk Indonesia.
Masing-masing negara memiliki bendera dengan warna dan filosofi yang berbeda-beda.
Sebelum mengulas lebih jauh tentang bendera negara di ASEAN, ada baiknya Moms tahu dulu negara mana saja yang menjadi anggota ASEAN dan sejarahnya!
Baca Juga: Mengenal Letak Geografis Negara ASEAN Berdasarkan Peta
Sejarah dan Daftar Negara di ASEAN
Foto: Bendera ASEAN (Wikipedia.org)
ASEAN didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand.
Pendirian dilakukan dengan penandatanganan Deklarasi ASEAN (Deklarasi Bangkok) oleh para Pendiri ASEAN: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Brunei Darussalam bergabung dengan ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984.
Vietnam bergabung pada tanggal 28 Juli 1995, diikuti oleh Laos dan Myanmar pada tanggal 23 Juli 1997.
Kamboja menjadi anggota terakhir yang bergabung pada tanggal 30 April 1999, sehingga membentuk sepuluh negara anggota ASEAN seperti yang ada hari ini.
Berikut daftar lengkap negara anggota berikut tanggal bergabung, seperti dikutip dari Setnas ASEAN.
ASEAN didirikan dengan tujuan utama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan di negara-negara anggotanya.
Hal ini dilakukan melalui usaha bersama dalam semangat persahabatan dan kerjasama.
ASEAN juga bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional melalui penghormatan terhadap keadilan dan hukum internasional.
Selain itu, organisasi ini berpegang pada asas non-intervensi dalam urusan domestik negara anggota.
Kemudian, ASEAN berupaya meningkatkan kolaborasi dan kerjasama dengan negara-negara lain di luar wilayah, serta menangani masalah-masalah regional secara kolektif.
Makna Lambang Pramuka
Gerakan Pramuka adalah sebuah organisasi pendidikan non formal yang menyelenggarakan gerakan kepanduan. Sebagai tanda pengenal, Gerakan Pramuka memiliki lambang sebagai identitas tetap agar mudah dikenali. Lambang dari Gerakan Pramuka ini adalah sebuah tunas kelapa yang berupa bayangan atau siluet.
Pengetahuan terkait lambang Gerakan Pramuka juga menjadi salah satu materi wajib dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU) Gerakan Pramuka Indonesia. Hal ini tertera dalam SKU Siaga Mula, SKU Siaga Bantu, SKU Siata Tata, dan SKU Penggalang Ramu.
Pada Siaga Mula, Siaga Bantu, dan Tata Usaha, pengetahuan tentang lambang ini berada pada syarat nomor 6. Sedangkan pada Penggalang Ramu, materi ini terdapat pada syarat nomor 14.
Lambang Tunas Kelapa ini dipilih tentu karena memiliki pertimbangan makna yang dalam. Adapun makna dari lambang pramuka tunas kelapa adalah sebagai berikut.
1. Tunas kelapa memiliki nama lain ‘Cikal’
Buah kelapa disebut juga dengan buah nyiur. Saat buah kelapa sedang bertunas, maka buah tersebut dikenal dengan sebutan Cikal. Dalam bahasa Indonesia, Cikal memiliki arti sebagai penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru.
Cikal dalam pramuka ini dapat berarti sebagai pemula atau pertama dalam meneruskan generasi yang akan datang. Oleh karena itu, gerakan pramuka memilih tunas kelapa sebagai lambang, karena gerakan pramuka memiliki generasi baru yang akan melanjutkan tujuan dan cita-cita kepanduan.
Ini juga menjelaskan, jika setiap anggota pramuka adalah inti dari keberlangsungan hidup gerakan pramuka dan bangsa Indonesia.
2. Kelapa memiliki daya tahan yang kuat
Selain karena tunas kelapa yang berarti pemula, lambang ini juga dipilih karena memiliki daya tahan hidup yang kuat. Karena ternyata, buah kelapa dapat bertahan hidup lebih lama dan dapat hidup dalam keadaan apapun.
Oleh sebab itu lah, lambang pramuka ini digunakan karena memiliki makna bahwa setiap anggota pramuka adalah seseorang yang kuat, sehat secara jasmani dan rohani, ulet, dan memiliki tekad yang besar untuk menghadapi berbagai tantangan serta ujian.
Anggota pramuka juga diharapkan akan menggunakan kemampuannya itu untuk mengabdikan diri pada Tanah Air tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Kelapa dapat tumbuh di mana saja
Karena daya tahan buah kelapa yang kuat ini, mereka pun akhirnya dapat tumbuh dimana saja. Karena kekuatannya itu, mereka pun pada akhirnya diharapkan agar dapat selalu meneruskan hidupnya dimanapun mereka berada.
Dengan demikian, gerakan pramuka memiliki harapan agar setiap anggota pramuka dapat menghadapi berbagai masalah yang datang. Selain itu, diharapkan pula anggota pramuka dapat menyesuaikan diri mereka terhadap lingkungan mereka dimanapun mereka berada.
Oleh karena itu, gerakan pramuka juga ingin membuktikan bahwa seluruh anggota pramuka dapat diandalkan serta mampu berbaur dengan masyarakat lainnya.
4. Kelapa dapat tumbuh tinggi
Pemilihan suatu lambang untuk identitas organisasi pasti memiliki makna yang mendalam. Hal ini seperti gerakan pramuka yang memilih tunas kelapa sebagai lambang resminya.
Pemilihan tunas kelapa sebagai lambang pramuka tentu diambil berdasarkan karakteristik pohon kelapa itu sendiri. Pohon kelapa memiliki karakteristik sebagai pohon yang dapat tumbuh tinggi menjulang dan lurus ke atas.
Karena hal itulah, melalui lambang tunas kelapa ini, gerakan pramuka memberi makna jika setiap anggota pramuka itu harus mempunyai cita-cita yang lurus dan tinggi.
Gerakan pramuka juga ingin agar anggotanya tidak mudah goyah dari suatu hal dan memiliki sikap yang jujur serta mulia.
5. Akar kelapa dapat menancap tanah dengan kuat
Untuk dapat tumbuh, akar dari buah nyiur atau kelapa ini dapat menancap dengan kuat di tanah. Hal itu lah yang menjadi salah satu alasan mengapa tunas kelapa dipilih untuk menjadi lambang dari gerakan pramuka Indonesia.
Karena dari akar buah kelapa ini, dapat melambangkan keinginan dan keyakinan setiap anggota pramuka yang kuat. Keinginan dan keyakinan yang dimiliki anggota pramuka ini tentulah didasari pada hal yang baik, benar, kuat, dan juga nyata.
6. Pohon kelapa adalah tumbuhan yang serba guna
Hal yang menjadi inti dari pemilihan tunas kelapa sebagai lambang gerakan pramuka Indonesia adalah karena pohon kelapa merupakan tumbuhan yang serba guna. Pohon kelapa ini memiliki sebutan pohon seribu guna karena memiliki banyak manfaat.
Dari akar hingga buahnya, pohon kelapa itu dapat dimanfaatkan oleh seluruh manusia di muka bumi ini. Ini juga berarti bahwa setiap anggota pramuka diharapkan dapat menjadi manusia yang berguna dan bisa diandalkan.
Anggota pramuka juga diharapkan dalam membuktikan diri untuk siap berbakti kepada tanah air, bangsa, negara, dan kepada seluruh manusia. Oleh sebab itu, anggota pramuka harus selalu siap dalam kondisi apapun. Tindakan anggota pramuka pun harus berdasarkan pada kemanusiaan.
Penggunaan Lambang Pramuka
Lambang pramuka, tunas kelapa, merupakan identitas organisasi yang bersifat tetap. Lambang pramuka ini pun dapat digunakan pada bendera, pandi, papan nama satuan (kwartir), seragam pramuka, tanda pengenal, dan alat administrasi gerakan pramuka, atau hal lain yang berhubungan dengan identitas gerakan pramuka Indonesia.
Penggunaan lambang ini dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk meningkatkan dan menanamkan sifat serta keadaan seperti yang tertuang dalam makna lambang tunas kelapa. Hal ini tentu ditunjukkan untuk setiap anggota gerakan pramuka.
Setiap anggota gerakan pramuka diharapkan mampu untuk mengamalkan dan mempraktikkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya kepada masyarakat sekitar untuk membantu perkembangan peradaban. Sebab, generasi muda yang bergabung dalam gerakan pramuka diharapkan untuk dapat menjadi kader pembangunan negeri yang berjiwa pancasila.
Gambar dan Makna di Balik Bendera Negara di ASEAN
Foto: Ilustrasi Bendera Negara ASEAN (Freepik.com)
Indonesia adalah salah satu negara pendiri ASEAN, lho. Tak heran kalau hampir seluruh kegiatan ASEAN berpusat di Indonesia.
Kantor Sekretariat ASEAN berada di Indonesia, tepatnya di Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
Di halamannya berkibar 11 bendera, satu bendera ASEAN dan sepuluh bendera negara di ASEAN dengan warna yang berbeda-beda.
Ingin tahu fakta-fakta menarik bendera negara di ASEAN, mulai dari warna hingga filosofinya?
Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Foto: Bendera Indonesia (Unsplash.com)
Bendera Indonesia disebut Sang Merah Putih yang terdiri dari dua warna, yaitu merah dan putih.
Makna yang lazim diketahui adalah merah berarti berani dan putih berarti suci.
Namun, sebenarnya di baliknya itu bendera Indonesia memiliki filosofi yang unik.
Konon, warna merah dan putih pada bendera Indonesia berasal oleh mitologi Austronesia, suku bangsa yang pernah menetap di Kepulauan Nusantara.
Di mana di dalam mitologi Austronesia, merah dimaknai sebagai langit dan putih sebagai tanah.
Namun, desain sederhana bendera ini juga disebut terinspirasi oleh bendera Majapahit kuno, yang juga memiliki warna merah dan putih.
Bendera ini pun sebelumnya digunakan oleh para pemuda dan pejuang kemerdekaan sebagai simbol perlawanan terhadap penjajah.
Sang Merah Putih memang merupakan simbol perjuangan Indonesia yang menempuh perjalanan panjang.
Mulai zaman kerajaan hingga masa perjuangan kemerdekaan.
Bahkan, bendera ini sempat diturunkan dan dilarang penggunaannya saat Indonesia berada di bawah pendudukan Jepang dari tahun 1942 hingga 1945.
Bendera Merah Putih secara resmi diadopsi sebagai bendera nasional melalui Keputusan Presiden Indonesia No. 1 Tahun 1945.
Oleh karena itu, bendera Indonesia sangat sakral dan penggunaanya diatur oleh Undang-Undang.
Setiap tanggal 17 Agustus, masyarakat Indonesia diwajibkan mengibarkan bendera Indonesia, tanpa terkecuali, untuk memperingati Hari Kemerdekaan.
Pengibaran Sang Merah Putih pun tak sembarangan, harus sesudah matahari terbit dan sebelum matahari terbenam.
Foto: Bendera Malaysia (Freepik.com)
Bendera negara di ASEAN yang punya fakta tak kalah menarik adalah bendera Malaysia yang dikenal dengan nama Jalur Gemilang.
Nama "Jalur Gemilang" yang berarti "Stripes of Glory" atau "Jalur Kemuliaan," dipilih untuk mencerminkan kebanggaan dan kesatuan di antara berbagai suku dan ras di Malaysia.
Desain bendera terdiri dari 14 jalur merah dan putih yang melambangkan kesatuan dan kerjasama di antara 14 negara bagian Malaysia.
Di kanton bendera terdapat sebuah kotak biru dengan bulan sabit dan bintang 14 sudut yang melambangkan Islam sebagai agama resmi negara.
Bulan sabit dalam bendera melambangkan prinsip-prinsip Islam dan merupakan simbol kesejahteraan, sedangkan bintang 14 sudut melambangkan kesatuan dari 14 negara bagian Malaysia.
Warna biru pada bendera melambangkan persatuan rakyat Malaysia, sementara warna merah melambangkan keberanian dan warna putih melambangkan kejujuran dan integritas.
Bendera Malaysia awalnya memiliki 11 jalur, yang masing-masing mewakili 11 negara bagian di Federasi Malaya sebelum pembentukan Malaysia.
Perubahan dari 11 ke 14 jalur diadakan untuk merefleksikan penambahan tiga wilayah baru ke dalam federasi.
Wilayah tersebut adalah Sabah, Sarawak, dan Singapura (walaupun Singapura keluar dari Malaysia pada tahun 1965).
Baca Juga: Sejarah Berdirinya ASEAN, Organisasi Regional di Kawasan Asia Tenggara
Bendera Malaysia merupakan gagasan seorang arsitek bernama Mohamad bin Hamzah, yang bekerja di...
Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
"Logo ASEAN" dilencongkan di sini.
Lambang ASEAN ialah lambang Persatuan Negara-negara Asia Tenggara yang diguna pakai pada Julai 1997[1] bersama-sama dengan bendera ASEAN. Walaupun lambang semasa telah digunakan selama bertahun-tahun, garis panduan rasmi telah diterima pakai pada Mesyuarat ke-6 Majlis Penyelarasan ASEAN (ACC) di Hanoi, 8 April 2010.[2]
Ketua Setiausaha ASEAN telah diberi tanggungjawab untuk mengawal penggunaan Logo ASEAN.
Logo ini menjadi logo rasmi ASEAN. Reka bentuk dan warnanya perlulah tepat. Logo ini boleh hadir dalam bentuk hitam putih atau berwarna.
Sebagai prinsip asas, logo ini perlulah digunakan untuk tujuan dan dalam keadaan yang baik, dan tidak boleh digunakan sebagai iklan untuk propaganda politik.
Sekretariat ASEAN boleh menggunakan logo ini untuk perkara yang dikira sesuai oleh Ketua Setiausaha termasuk:
Jakarta, CNBC Indonesia - Lambang Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena masuknya beberapa negara untuk bergabung menjadi anggota ASEAN.
Dilansir dari Asean.org, pada tanggal 8 Agustus 1967, lima pemimpin Menteri Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand duduk bersama di aula utama gedung Departemen Luar Negeri di Bangkok, Thailand dan menandatangani sebuah dokumen. Berdasarkan dokumen tersebut, lahirlah ASEAN.
Saat awal didirikan, ASEAN belum memiliki lambang, namun seiring berjalannya waktu, ASEAN memiliki lambang dengan enam batang padi yang melambangkan lima anggota pendiri (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand), ditambah Brunei Darussalam (bergabung pada 7 Januari 1984) dan kata ASEAN ditulis di bawah bendera tersebut.
Latar belakang berwarna putih, bukan biru, batas lingkaran dengan tulisan ASEAN berwarna cyan, dan lingkaran berwarna kuning cerah. Tangkainya sendiri berwarna kecoklatan keemasan.
Logo tersebut melambangkan solidaritas ASEAN dan komitmennya untuk bekerja sama demi aspirasi dan kesejahteraan rakyatnya. Hal ini juga menggambarkan kepatuhan ASEAN terhadap konsep perdamaian dan stabilitas regional dalam konteks global.
Logo pertama ASEAN hanya bertahan sejak 1971 hingga 23 Juli 1994 atau sekitar 23 tahun. Kemudian ASEAN merubah logonya dengan memperlihatkan bendera biru muda dengan tetap terdiri dari enam batang padi, namun tanpa tulisan ASEAN di bawahnya.
Foto: Second Flag of ASEAN
Logo ASEAN ini justru bertahan jauh lebih sebentar dibandingkan logo yang pertama yakni hanya sekitar tiga tahun, tepatnya dari 23 Juli 1994 hingga 31 Mei 1997 sebelum akhirnya dirubah kembali.
Hingga akhirnya sejak 31 Mei 1997 sampai saat ini, logo ASEAN berubah dengan terdiri dari 10 batang padi yang merepresentasikan 10 anggota ASEAN, yakni Indonesia (8 Agustus 1967); Malaysia (8 Agustus 1967); Singapura (8 Agustus 1967); Thailand (8 Agustus 1967); Filipina (8 Agustus 1967); Brunei Darussalam (8 Januari 1984); Vietnam (28 Juli 1995); Lao PDR (23 Juli 1997); Myanmar (23 Juli 1997); dan Kamboja (30 April 1999).
Intinya, bendera ASEAN melambangkan ASEAN yang stabil, damai, bersatu dan dinamis. Warna biru melambangkan perdamaian dan stabilitas. Warna merah melambangkan keberanian dan kedinamisan, putih melambangkan kesucian, dan kuning melambangkan kemakmuran, serta lingkaran melambangkan kesatuan ASEAN.
Tangkai padi di tengah melambangkan impian para Founding Fathers ASEAN untuk mewujudkan ASEAN yang terdiri dari semua negara di Asia Tenggara, yang terikat dalam persahabatan dan solidaritas.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Lambang Pramuka – Lambang Pramuka adalah sebuah tanda pengenal organisasi kepanduan nasional, Gerakan Pramuka. Lambang Pramuka ini bersifat tetap dan resmi sebagai identitas Gerakan Pramuka Nasional Indonesia.
Lambang Gerakan Pramuka adalah sebuah bayangan (siluet) Tunas Kelapa. Lambang ini diciptakan oleh salah seorang pembina pramuka pada tahun 1961, Soenardjo Atmodipoerwo. Melalui lambang ini, terdapat cita-cita dan harapan untuk gerakan pramuka dan anggota gerakan pramuka itu sendiri.
Kata ‘Pramuka’ merupakan singkatan dari Praja Muda Karana. Kata ini memiliki arti jiwa muda yang suka berkarya.
Kata pramuka ini diambil oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, yang berasal dari kata ‘Poromuko’. Kata poromuko ini memiliki arti sebagai pasukan terdepan dalam perang.
Organisasi ini pertama kali muncul berawal dari cabang Nederlandesche Padvinders Organisatie (NPO) milik Belanda. Cabang NPO ini terbentuk pertama kali pada tahun 1912 di Bandung.
Pada tahun 1916, NPO pun berubah nama menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereniging (NIPV). Masih pada tahun yang sama, Mangkunegara VII ikut membentuk organisasi kepanduan pertama di Indonesia. Organisasi ini dia beri nama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO).
Terbentuknya JPO oleh Mangkunegara ini kemudian memicu gerakan nasional lainnya guna membentuk organisasi serupa. Organisasi yang muncul terinspirasi oleh JPO ini di antaranya, kepanduan Hizbul Wathan (HW) pada tahun 1918, Jong Java Padcinderij (JJP) pada tahun 1923, National Padvinders (NP), Pandoe Pemoeda Sumatra (PPS), National Indonesische Padvinderij (NATIPIJ).
Setelah lahir banyaknya gerakan kepanduan, penggabungan organisasi pandu pun terjadi pada tahun 1926. Hal ini diawali dengan lahirnya Indonesische Padvinderij Organisatie (INPO) yang merupakan peleburan dua organisasi kepanduan, NPO dan JPO.
Karena banyaknya organisasi milik Indonesia yang lahir, Belanda pun melarang organisasi yang berada di luar milik Belanda menggunakan nama Padvinder. Maka setelah itu, K.H. Agus Salim memperkenalkan sebuah istilah, ‘Pandu’ atau ‘Kepanduan’ sebagai ciri organisasi kepramukaan milik Indonesia.
Setelah memiliki nama sendiri, muncullah Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI) pada 23 Mei 1928. Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI) ini memiliki anggota yang terdiri dari INPO, NATIPIJ, SIAP, dan PPS.
Setelah kemerdekaan, lahirlah sebuah kepanduan yang bersifat nasional. Kepanduan ini bernama Pandu Rakyat Indonesia yang lahir pada 28 Desember 1945.
Dalam perjalanannya, organisasi kepanduan Indonesia yang jumlahnya ratusan itu pun akhirnya dibagi menjadi beberapa federasi. Akan tetapi, setelah menyadari bahwa federasi tersebut memiliki kelemahan, maka dibentuklah Persatuan Kepanduan Indonesia atau PERKINDO.
Kemudian pada tahun 1960, untuk membenahi organisasi kepanduan di Indonesia, pemerintah dan MPRS pun mengumpulkan para tokoh dari masing-masing kepanduan. Hingga pada akhirnya, pada 9 Maret 1961, rapat untuk kepanduan Indonesia pun terlaksana dan dipimpin langsung oleh Presiden Soekarno.
Saat itu, Presiden Soekarno menyampaikan bahwa organisasi kepanduan yang ada di Indonesia harus diperbaharui. Selain itu, aktivitas pendidikan harus diganti dan seluruh organisasi kepanduan harus dilebur menjadi satu dengan nama Pramuka.
Setelah usulan tersebut tercetus, Presiden Soekarno pun membentuk panitia guna pembentukan gerakan Pramuka. Panitia ini terdiri dari Sultan Hamengkubuwono IX, Brigjen TNI DR. A. Aziz Salah, Prof. Prijono, dan Achmadi.peristiwa ini pun kemudian dikenal dengan Hari Tunas Gerakan Pramuka karena menjadi dasar terbentuknya gerakan pramuka di Indonesia.
Hasil kerja dari panitia tersebut pun melahirkan sebuah keputusan yang disebut lampiran Keputusan Presiden Nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka. Peristiwa yang terjadi pada 20 Mei 1961 ini pun dikenal dengan sebutan Hari Permulaan Tahun Kerja.
Beberapa hari setelah itu, tepatnya pada 20 Juli 1961, seluruh tokoh kepanduan Indonesia pun berkumpul di Istora Senayan. Mereka pun menggabungkan diri dengan organisasi kepanduan nasional, Gerakan Pramuka Indonesia. Hari yang bersejarah ini pun diperingati sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.
Setelah ikrar pramuka dilakukan, pada 14 Agustus 1961, dilakukanlah Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS). Kegiatan ini diketuai langsung oleh Presiden Soekarno dengan Sultan Hamengkubuwono IX sebagai wakil ketua I, dan Brigjend TNI Dr. A. Aziz Ssaleh selaku wakil ketua II.
Kegiatan ini pun dimulai dan ditandai dengan penyerahan panji Pramuka oleh Presiden Soekarno kepada para tokoh Pramuka. Acara ini pun dihadiri oleh ribuan anggota pramuka untuk memperkenalkan gerakan pramuka kepada masyarakat. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Hari Lahir Pramuka.